Langsung ke konten utama

Kembali pada sahabat lama

Saya suka sekali membaca. Hal ini berawal dari kesukaan saya membaca komik disaat duduk di bangku SMP. Waktu itu komik pertama yang saya baca adalah doraemon (pinjaman dari teman saya). Setelah itu komik yang suka sekali say abaca adalah serial cantik. Well-mungkin karena kebanyakan cerita yang disajikan disana seputar romantisme, dimana saya saat itu sedang menginjak usia remaja dan sangat tertarik akan hal-hal seperti itu.
                Bacaanpun mulai beralih dari komik ke novel.  Susah bagi saya untuk menghabiskan novel dalam waktu cepat, terlebih isinya yang panjang dan membuat mata ini lelah. Bacaan pertaman saya baca yaitu Chicken soup for teenange soul . Bukan awal yang buruk, karena dikemas dalam beberapa bagian yang berupa cerita-cerita singkat mengenai kehidupan remaja, dan saya sangat menyukainya. ^^
                Sepulang sekolah saya pun sering mampir di toko buku Togamas untuk membeli komik atau buku. Awalnya saya menyewa di rental buku dekat rumah, tetapi lama-kelamaan muncul rasa ingin memeiliki “sebuah” buku. Saya pun mulai menyisihkan uang saku, tidak jajan dan membawa bekal dari rumah. Sedikit-demi sedikit uang saya sisihkan itu dapat saya belikan komik yang saat itu berharga Rp7.500 . Saya mulai senang membeli komi sehingga tiap hari sabtu sepulang sekolah saya selalu menyempatkan diri menyenangkan diri saya yang sudah tidak jajan beberapa hari dengan membeli komik. 
                Kesukaan saya pada membaca sempat terhenti saat kuliah. Entah kenapa. Rasanya tidak ada satu buku pun yang menarik perhatian untuk saya baca.  Sampai saya memaksakan diri untuk tetap datang ke toko buku dan melihat-lihat buku yang menarik, tapi tetap saja saya malas untuk membelinya apalagi membaca. (Saya sempat berfikir mungkin aktivitas saya diluar kuliah yang cukup banyak memakan waktu membuat saya lelah ketika sampai dirumah sehingga enggan membaca) Mungkin..
                Sekarang saya sudah menemukan kembali minat membaca saya. Sejak kapan? Mungkin sejak saya lulus S1. Saat-saat sekarang saya merasa kembali seperti saya SMA dulu, dimana saya ingin memastikan dan menetapkan tujuan saya kedepan. Apakah saya ingin melanjutkan S2 di bidang psikologi industry organisasi dan menjadi konsultan HR, atau saya akan bekerja atau mungkin saya ingin mewujudkan cita-cita saya di waktu itu, yakni sebagai seorang psikolog? (psikolog dalam benak saya saat itu menangani masalah perkembangan dari anak hingga dewasa, memiliki biro, klien datang, melakukan sesi terapi dan konseling baik itu individu, keluarga, atau pasangan suami istri.
                Ya, sekarang saya berada dalam tahap itu dan saya menikamtinya. Semoga dengan hadirnya buku di hari-hari saya sekiranya dapat memberi inspirasi bagi saya dan dapat membantu saya menemukan masa depan seperti apa yang saya inginkan kedepannya.
Cheers ^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

cita-citaku

href="file:///C:%5CUsers%5Cjust2dat%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"> Seperti kebanyakn orang, kita mungkin punya cita-cita setelah lulus dari perguruan tinggi. Sebenarnya para orang tua dan guru seringkali mencekoki dengan mengatakan bahwa jika kita tidak mempunyai cita-cita, maka kita tidak akan mencapai apa yang kita inginkan. Memang cita-cita merupakan pendorong yang terbesar. Cita-cita harus memberikan inspirasi kepada kita. Harus mampu membuat kita ingin memanfaatkan hari-hari dengan semaksimal mungkin dan berusaha meraihnya dnegan penuh semangat. Tetapi membaca daftar cita-cita setiap hari bisa membuat kita ketakutan (kata di buku loh). Bagaimana tidak, kalau anda terus diingatkan akan hal-hal yang ingin kita capai padahal jalan yang harus ditempuh masih panjang? HAsilnya, kita mungkin akan putus asa dan berkecil hati. Membuat daftar...

The stay-at hum-mom

Tadi siang saya melihat acara di salah satu stasiun swasta yang membahas tentang bayi. Segala tumbuh kembang bayi dan anak. Mulai dari pijat bayi untuk melatih motorik anak, makanan bayi sehat, training baby languange,sampai cara pemberian ASI yang benar. Acara yang dipandu oleh wanita muda itu mewawancarai  sekumpulan ibu-ibu muda cantik yang datang ke tempat training baby languange tersebut. RAsanya sangat senang melihat raut wajah para ibu tersebut. Mereka semua adalah seorang ibu yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk keluarga, dimana menjadi full time mom adalah pilihannya. Tidak mudah untuk mengambil keputusan tersebut. Di jaman yang serba modern seperti ini dimana berkarier bukan menjadi keharusan karena untuk menambah penghasilan rumah tangga, tapi berkarier sebagai bentuk pencapaian kesuksesan dan aktualisasi diri bagi sebagian orang. Kulihat ibu-ibu muda tersebut cerdas dan benar-benar tulus mengurus bayinya. Di lain waktu saya pernah melihat acara serupa tentang ...

a young teenage

Adikku laki-laki yang pertama sekarang sudah menginjak usia 14 tahun. Perubahan-perubahan sudah mulai nampak pada dirinya, baik fisik maupun secara emosional. Aku pun mulai menyadari bahwa aku tidak bisa meperlakukan adikku sama seperti ia masih SD. Dunianya mulai meluas. Ia tidak hanya terikat dengan suatu lingkungan utama yaitu keluarga tapi juga sudah mulai melepaskan diri dan intens berhubungan dengan teman sebaya dibanding keluarga. Jujur, pada awalnya aku khawatir. Aku takut ia mendapat teman yang tidak benar. Untuk itu setiap akhir pekan saat ia di rumah aku selalu bertanya tentang kehidupan di asramanya. Siapa saja teman-temannya, kegiatan apa saja yang suka mereka lakukan dsb. Tapi mungkin cara bertanyaku salah. Aku bukan bertanya "ingin mengetahui dan tertarik dengan kehidupannya", namun seolah-olah aku bertanya dengan nada interogasi, dan tentu s aja itu yang membuatnya enggan bercerita padaku.. kuamati tingkah lakunya belakangan ini. Ia mulai menyenangi musik, apa...