Langsung ke konten utama

Keluar dari Zona aman

Terkadang kita terlalu membuat sederatan alasan untuk tidak melakukan ini, tidak melakukan itu. Padahal jika kita ingin menjadi pribadi yang berkembang, kita perlu banyak belajar, mencoba hal baru, mengambil resiko, mencoba, mencoba, dan mencoba.
Jika kita mempunyai tujuan, mau tak mau tujuan tersebut memperluas zona aman kita.  Mendorong diri kita melewati zona nyaman normal adalah cara yang paling tepat untuk berkembang.

"Tidak perlu menjadi hebat untuk bertindak,
tapi kita harus bertindak untuk menjadi hebat"

ketika saya di bangku SMA dulu saya sangat pemalu. Enggan rasanya untuk angkat tangan mencoba menjawab pertanyaan dari guru. Saya pikir dengan hanya duduk, mendengarkan, maka saya akan aman-aman saja, karena jika jawabn saya salah saya tidak akan mendapat cemoohan dari teman, atau menjadi bahan tertawaan. Hmm posisi yang cukup aman bukan, cukup diam saja.
Tapi dilain pihak saya ingin berbicara, saya ingin berpendapat. Saya selalu kagum dengan mereka yang dengan gampangya mengatakan pendapat di depan umun, bahkan jika jawaban mereka salah dan ditertawakan, orang itu hanya ikut tertawa saja. He..he.. ngomong2 saya termasuk salah satu orang yang menertawaakan teman saya itu.
Anyway..Entah darimana asalanya keberanian itu muncul baru sekitar kelas dua dan kelas 3 saya berani untuk aktif di kelas. Awalnya tentu saja dag-dig dug..tapi melawan rasa taut itu, berlagak cuek, dan memberanikan diri, ternyata tidak se mengerikan yang saya bayangkan. Justru saya merasa lega dan lebih santai. Dan semakin saya terbiasa dengan hal itu saya tidak terlalu memusingkan lagi bagaimana caranya berpendapat di depan kelas.
Nah keberanian untuk berkata tersebut merupakan usaha untuk mencoba keluar dari zona aman. Percaya atau tidak, tapi sekali kita berani mencoba, dan mau membuka diri kita, maka itu akan meningkatkan rasa percaya diri kita.  :)

Dibutuhkan keyakinan bahwa dengan keluar dari zona nyaman kita selama ini kita akan menjadi pribadi yang lebih positif!  Apapun itu. Berbicara dengan orang baru dikenal, Berkompetisi dalam team, tampil di depan umum, menjadi ketua, belajar bermain musik, mencoba hobi baru, atau melakukan sesuatu yang menarik perhatian orang lain. Percaya atau tidak, jika kita menilai diri kita secara positif, maka kita akan terlihat menarik di mata mereka.

Jadi,,mari kita terus menjdi individu yang terus berkembang ke arah yang lebih baik. Hadapi apa yang ada di depan kita, jangan lari! HAdapi dan selesaikan. Pelajari hal-hal baru, Lakukanlah hobi, dan coba untuk selalu kembangkan kreativitas. Semakin kita keluar jauh dari zona aman kita selama ini, saya yakin kita semakin positif dan tentu saja membantu kita untuk merasa lebih baik dengan diri kita sendiri. =)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

cita-citaku

href="file:///C:%5CUsers%5Cjust2dat%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"> Seperti kebanyakn orang, kita mungkin punya cita-cita setelah lulus dari perguruan tinggi. Sebenarnya para orang tua dan guru seringkali mencekoki dengan mengatakan bahwa jika kita tidak mempunyai cita-cita, maka kita tidak akan mencapai apa yang kita inginkan. Memang cita-cita merupakan pendorong yang terbesar. Cita-cita harus memberikan inspirasi kepada kita. Harus mampu membuat kita ingin memanfaatkan hari-hari dengan semaksimal mungkin dan berusaha meraihnya dnegan penuh semangat. Tetapi membaca daftar cita-cita setiap hari bisa membuat kita ketakutan (kata di buku loh). Bagaimana tidak, kalau anda terus diingatkan akan hal-hal yang ingin kita capai padahal jalan yang harus ditempuh masih panjang? HAsilnya, kita mungkin akan putus asa dan berkecil hati. Membuat daftar...

The stay-at hum-mom

Tadi siang saya melihat acara di salah satu stasiun swasta yang membahas tentang bayi. Segala tumbuh kembang bayi dan anak. Mulai dari pijat bayi untuk melatih motorik anak, makanan bayi sehat, training baby languange,sampai cara pemberian ASI yang benar. Acara yang dipandu oleh wanita muda itu mewawancarai  sekumpulan ibu-ibu muda cantik yang datang ke tempat training baby languange tersebut. RAsanya sangat senang melihat raut wajah para ibu tersebut. Mereka semua adalah seorang ibu yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk keluarga, dimana menjadi full time mom adalah pilihannya. Tidak mudah untuk mengambil keputusan tersebut. Di jaman yang serba modern seperti ini dimana berkarier bukan menjadi keharusan karena untuk menambah penghasilan rumah tangga, tapi berkarier sebagai bentuk pencapaian kesuksesan dan aktualisasi diri bagi sebagian orang. Kulihat ibu-ibu muda tersebut cerdas dan benar-benar tulus mengurus bayinya. Di lain waktu saya pernah melihat acara serupa tentang ...

a young teenage

Adikku laki-laki yang pertama sekarang sudah menginjak usia 14 tahun. Perubahan-perubahan sudah mulai nampak pada dirinya, baik fisik maupun secara emosional. Aku pun mulai menyadari bahwa aku tidak bisa meperlakukan adikku sama seperti ia masih SD. Dunianya mulai meluas. Ia tidak hanya terikat dengan suatu lingkungan utama yaitu keluarga tapi juga sudah mulai melepaskan diri dan intens berhubungan dengan teman sebaya dibanding keluarga. Jujur, pada awalnya aku khawatir. Aku takut ia mendapat teman yang tidak benar. Untuk itu setiap akhir pekan saat ia di rumah aku selalu bertanya tentang kehidupan di asramanya. Siapa saja teman-temannya, kegiatan apa saja yang suka mereka lakukan dsb. Tapi mungkin cara bertanyaku salah. Aku bukan bertanya "ingin mengetahui dan tertarik dengan kehidupannya", namun seolah-olah aku bertanya dengan nada interogasi, dan tentu s aja itu yang membuatnya enggan bercerita padaku.. kuamati tingkah lakunya belakangan ini. Ia mulai menyenangi musik, apa...