Langsung ke konten utama

Harga diri

Beberapa hari yang lalu saya sempat membaca buku psikologi populer yang membahas pentingnya berfikir positif. Dalam buku itu dikatakan bahwa penghargaan terhadap diri sendiri kadang kala menjadi penyebab utama kesengsaraan atau kebahagiaan seseorang.Sebab, penghargaan terhadap diri sendiri berhubungan dengan perasan : apakah ia menerima dan menghargai diri sendiri atau tidak.

Pakar Psiko-analitik dan terapis penghargaan diri, Dr Nathan Brandon mengatakan bahwa penghargaan terhadap diri sendiri yang lemah adalah faktor utama dibalik masalah kecanduan dan sebagaian besar perilaku negatif. Perasaan kurang menghargai diri sendiri lahir karena beberapa sebab, di antaranya kurangnya kasih sayang dari orang2 di sekitarnya. Dan parahnya orang yang sudah merasa tidak dicintai, maka ia akan kehilangan keseimbangan mental. Weeeewww.... :( dan selanjutnya orang tersebut akan mencari sesuatu yang laian sebagai bentuk pengganti cinta yang hilang itu. Sangat mungkin ia akan memilih berbagai perilaku negatif seperti nonton tv berjam-jam, menghindari kontak dengan ornag lain, atau bahkan tidur berjam-jam.
Orang yang merasa tidak dicintai akan merasa kesepian dan merasa terbuang. Kondisi seperti ini mengakibatkan gangguan psikologis sehingga ia tidak percaya baik pda diri sendiri ataupun orang lain.

Nah supaa terhindar dari penghargaan diri yang negatif, berikut beberapa hal yang harus ditanamakan sebagai fondasi utama :)
1. Menerima diri sendiri
Terimalah diri sendiri apa adanya, termasuk menerima bentuk tubuh ;p
2. Harga diri
Disini seseorang merasa punya harga diri. Ia merasa bagain penting dalam suatu komunitas kehidupan. Baik itu dalam lingkungan keluarga, lingkunga kampus, pertemanan, dan lingkungan masyarakat. Kita mampu berbuat hal penting, maju, dan mewujudkan semua rencana. Sehingga hidupnya bermakna baik untuk dirinya maupun lingkungan sekitar. Sehingga ia mendapat penghormatan dari orang lain (dan tentu saja ini bisa menambah rasa percaya diri yang semakin luar biasa :) )
Sebaliknya jika sesorang merasa tidak dihargai, ia akan menjadi sosok yang pemarah, mudah tersinggung, dan merasa telah dijauhi oleh orang lain.
3. Mencintai diri sendiri
Bukan berlebih atau Narsis loh.. :). Intinya adalah kita menyukai anugerah yang telah diberikan oleh Allah SWT. Baik itu tnggi badan, warna kulit, dll.

Akar dari semua ini adalah sesuatu yang ada dalam akal bawah sadar, yaitu pikiran yang tertanam. Karena itu marilah sama-sama kita tanamkan pikiran yang positif yang membawa kita pada penghargaan diri yang positif :)

Respect your efforts, respect yourself. Self-respect leads to self-discipline. When you have both firmly under your belt, that's real power.  ~Clint Eastwood


Komentar

Postingan populer dari blog ini

cita-citaku

href="file:///C:%5CUsers%5Cjust2dat%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"> Seperti kebanyakn orang, kita mungkin punya cita-cita setelah lulus dari perguruan tinggi. Sebenarnya para orang tua dan guru seringkali mencekoki dengan mengatakan bahwa jika kita tidak mempunyai cita-cita, maka kita tidak akan mencapai apa yang kita inginkan. Memang cita-cita merupakan pendorong yang terbesar. Cita-cita harus memberikan inspirasi kepada kita. Harus mampu membuat kita ingin memanfaatkan hari-hari dengan semaksimal mungkin dan berusaha meraihnya dnegan penuh semangat. Tetapi membaca daftar cita-cita setiap hari bisa membuat kita ketakutan (kata di buku loh). Bagaimana tidak, kalau anda terus diingatkan akan hal-hal yang ingin kita capai padahal jalan yang harus ditempuh masih panjang? HAsilnya, kita mungkin akan putus asa dan berkecil hati. Membuat daftar...

The stay-at hum-mom

Tadi siang saya melihat acara di salah satu stasiun swasta yang membahas tentang bayi. Segala tumbuh kembang bayi dan anak. Mulai dari pijat bayi untuk melatih motorik anak, makanan bayi sehat, training baby languange,sampai cara pemberian ASI yang benar. Acara yang dipandu oleh wanita muda itu mewawancarai  sekumpulan ibu-ibu muda cantik yang datang ke tempat training baby languange tersebut. RAsanya sangat senang melihat raut wajah para ibu tersebut. Mereka semua adalah seorang ibu yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk keluarga, dimana menjadi full time mom adalah pilihannya. Tidak mudah untuk mengambil keputusan tersebut. Di jaman yang serba modern seperti ini dimana berkarier bukan menjadi keharusan karena untuk menambah penghasilan rumah tangga, tapi berkarier sebagai bentuk pencapaian kesuksesan dan aktualisasi diri bagi sebagian orang. Kulihat ibu-ibu muda tersebut cerdas dan benar-benar tulus mengurus bayinya. Di lain waktu saya pernah melihat acara serupa tentang ...

a young teenage

Adikku laki-laki yang pertama sekarang sudah menginjak usia 14 tahun. Perubahan-perubahan sudah mulai nampak pada dirinya, baik fisik maupun secara emosional. Aku pun mulai menyadari bahwa aku tidak bisa meperlakukan adikku sama seperti ia masih SD. Dunianya mulai meluas. Ia tidak hanya terikat dengan suatu lingkungan utama yaitu keluarga tapi juga sudah mulai melepaskan diri dan intens berhubungan dengan teman sebaya dibanding keluarga. Jujur, pada awalnya aku khawatir. Aku takut ia mendapat teman yang tidak benar. Untuk itu setiap akhir pekan saat ia di rumah aku selalu bertanya tentang kehidupan di asramanya. Siapa saja teman-temannya, kegiatan apa saja yang suka mereka lakukan dsb. Tapi mungkin cara bertanyaku salah. Aku bukan bertanya "ingin mengetahui dan tertarik dengan kehidupannya", namun seolah-olah aku bertanya dengan nada interogasi, dan tentu s aja itu yang membuatnya enggan bercerita padaku.. kuamati tingkah lakunya belakangan ini. Ia mulai menyenangi musik, apa...