Langsung ke konten utama

Doooo Fuunnn :)

Lama tidak memposting tulisan lagi di blog ini..Anyway dua bulan terakhir saya banyak menghabiskan waktu saya di bogor. Lumayan menyenangkan tinggal disana. Udaranya sejuk, dekat dengan ibu kota dan saya tidak sering mengeluh "duh panas  ya.."
Tapi tetap saja disana saya kesusahan muntuk urusan tranportasi, karena tidak ada motor, kesana kemari menggunakan angkot. Bukan kenapa-kenapa sih, hanya saja jaraknya dekat, sehingga mau pergi ke pusat kota saja harus ganti angkot 2x.
Tapi saya tidak lantas ingin berdiam diri saja di rumah. Rasanya terlalu menyia-nyiakan waktu. Alhasil ketika adik saya pun datang kami ingin wisata ke dufan.
Cukup melelahkan perjalanan yang kami tempuh dengan public transportation. Naik  ojeg, yang dilanjutkan dengan angkot 2x, barulah kami sampai di statiun. Membeli tiket untuk KRL yang tercepat datang, dan dengan waktu peralanan kurang lebih satu setengah jam kami tiba juga di stasiun kota. Dari sana kami naik busway ya  ke arah ancol.

Hmmm..tapi semangat kami tidak surut. Dengan biaya tiket masuk 150 ribu tentu saja kami tidak ingin menyia-nyiakan wahana permainan. Dengan antrian yang bejubel banyaknya karena di hari liburan sekolah, dari 20 wahana kami bisa mencoba 9 wahana. Bahkan ada yang sampai 2 kali. He..he.. Sungguh menyenangkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

cita-citaku

href="file:///C:%5CUsers%5Cjust2dat%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"> Seperti kebanyakn orang, kita mungkin punya cita-cita setelah lulus dari perguruan tinggi. Sebenarnya para orang tua dan guru seringkali mencekoki dengan mengatakan bahwa jika kita tidak mempunyai cita-cita, maka kita tidak akan mencapai apa yang kita inginkan. Memang cita-cita merupakan pendorong yang terbesar. Cita-cita harus memberikan inspirasi kepada kita. Harus mampu membuat kita ingin memanfaatkan hari-hari dengan semaksimal mungkin dan berusaha meraihnya dnegan penuh semangat. Tetapi membaca daftar cita-cita setiap hari bisa membuat kita ketakutan (kata di buku loh). Bagaimana tidak, kalau anda terus diingatkan akan hal-hal yang ingin kita capai padahal jalan yang harus ditempuh masih panjang? HAsilnya, kita mungkin akan putus asa dan berkecil hati. Membuat daftar...

The stay-at hum-mom

Tadi siang saya melihat acara di salah satu stasiun swasta yang membahas tentang bayi. Segala tumbuh kembang bayi dan anak. Mulai dari pijat bayi untuk melatih motorik anak, makanan bayi sehat, training baby languange,sampai cara pemberian ASI yang benar. Acara yang dipandu oleh wanita muda itu mewawancarai  sekumpulan ibu-ibu muda cantik yang datang ke tempat training baby languange tersebut. RAsanya sangat senang melihat raut wajah para ibu tersebut. Mereka semua adalah seorang ibu yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk keluarga, dimana menjadi full time mom adalah pilihannya. Tidak mudah untuk mengambil keputusan tersebut. Di jaman yang serba modern seperti ini dimana berkarier bukan menjadi keharusan karena untuk menambah penghasilan rumah tangga, tapi berkarier sebagai bentuk pencapaian kesuksesan dan aktualisasi diri bagi sebagian orang. Kulihat ibu-ibu muda tersebut cerdas dan benar-benar tulus mengurus bayinya. Di lain waktu saya pernah melihat acara serupa tentang ...

a young teenage

Adikku laki-laki yang pertama sekarang sudah menginjak usia 14 tahun. Perubahan-perubahan sudah mulai nampak pada dirinya, baik fisik maupun secara emosional. Aku pun mulai menyadari bahwa aku tidak bisa meperlakukan adikku sama seperti ia masih SD. Dunianya mulai meluas. Ia tidak hanya terikat dengan suatu lingkungan utama yaitu keluarga tapi juga sudah mulai melepaskan diri dan intens berhubungan dengan teman sebaya dibanding keluarga. Jujur, pada awalnya aku khawatir. Aku takut ia mendapat teman yang tidak benar. Untuk itu setiap akhir pekan saat ia di rumah aku selalu bertanya tentang kehidupan di asramanya. Siapa saja teman-temannya, kegiatan apa saja yang suka mereka lakukan dsb. Tapi mungkin cara bertanyaku salah. Aku bukan bertanya "ingin mengetahui dan tertarik dengan kehidupannya", namun seolah-olah aku bertanya dengan nada interogasi, dan tentu s aja itu yang membuatnya enggan bercerita padaku.. kuamati tingkah lakunya belakangan ini. Ia mulai menyenangi musik, apa...