Langsung ke konten utama

FILOSOFI TERAS

 Hari ini aku mendapatkan buku baru yang best seller, yakni mengenai filosofi teras :)

Buku yang aku dapat dan bisa aku unduh di gramedia digital..setelah kami urunan 3 orang kami bisa langganan 1 tahun bebas membaca buku.

Yah itulah aku dan inong,, kadang kami bertolak belakang, suka tidak sepaham dalam hal-hal kecil tapi somehow dia itu memiliki cara pandang hidup yang berbeda dan malah membuka wawasanku.. hehehe

anyway di buku filosofi teras itu ada 1 hal yang aku tangkap. yakni fokus kan hidup kita pada apa yang dapat kita kendalikan dalam hidup. jangan memusingkan hal-hal di luar kita, seperti nanti hasilnya akan apa, bagaimana pendapat orang lain, apa yang akan terjadi, dan sebagainya, tapi fokuslah pada apa yang dapat kamu lakukan,, itu yang tertera didalam buku itu. 

Disaat outcome atau hasil tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, secara mental kita seharusnya tidak terlalu terpuruk, karena fokus kita pada internal goal , bukan pada outcome. JIka kita sudah mencoba dan berusaha semaksimal mungkin namun hasilnya tidak sepenuhnya bagus atau gagal kita fokus pada setidaknya kita sudah melalukan ini dan itu semaksimal mungkin. 

KITA MEMILIKI KENDALI ATAS PIKIRANMU-BUKAN KEJADIAN DI LUAR SANA, SADARI INI, KITA AKAN MEMILIKI KEKUATAN.

konsep kebahagiaan filosofi teras, yakni tidak menggantungkan kebahagiaan pada hal-hal di luar diri kita, tapi pada kualitas apa yang kita kerjakan. Misal pekerjaan kita ditolak, toh kita sudah puas dengan apa yang sudah kita usahakan melalui apa yang kita kerjakan.  

Jika hasilnya negativ. move on and then wahts next apa yang dapat kita kerjakan dan kita lakukan pada hal-hal yang berada dalam kontrol bawah kendali kita. 


Filosofi teras tidak tertarik pada hal-hal eksternal dan lebih mementingkan hal-hal di dalam diri kita, yaitu menghilangkan emosi negatif, memaksimalkan hidup dengan hal-hal yang benar-benar berguna dan yang bisa kita kerjakan. 

dan Manusia tidak memiliki kuasa untuk memiliki apa pun yang dia mau, tetapi dia memiliki kuasa untuk tidak mengingini apa yang dia belum miliki, dan dengan gembira memaksimalkan apa yang dia terima

 

Dalam meghadapi hal-hal dalam hidup itu anggap seperti main bola, Bola disini dijadikan sebagai benda mati, bola itu layaknya jabatan, kekayaan, dan harta. Kita tidak fokus pada hal-hal tersebut, tapi lebih pada bagaimana cara kita memainkannya, pada sejauhmana kita mahir bermain bola, mepertahankan bola, daripada sekedar melihat dan mempertahankan bola. 

 Para pemain bola andal mirip dengan prinsip stoikisme, bukan bola nya yang dilihat, tapi seberapa andal dia memainkan bola tersebut (fokus internal) 

Hal-hal yang tidak dibawah kendali kita: Kekayaan, reputasi, kesehatan, dan opini orang lain.

Hal-Hal yang dibawah kendali kita: Pikiran, opini, persepsi, dan tindakan kita sendiri. 

Belajar tidak menginginkan hal-hal di luar kendali kita

Komentar

Postingan populer dari blog ini

cita-citaku

href="file:///C:%5CUsers%5Cjust2dat%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"> Seperti kebanyakn orang, kita mungkin punya cita-cita setelah lulus dari perguruan tinggi. Sebenarnya para orang tua dan guru seringkali mencekoki dengan mengatakan bahwa jika kita tidak mempunyai cita-cita, maka kita tidak akan mencapai apa yang kita inginkan. Memang cita-cita merupakan pendorong yang terbesar. Cita-cita harus memberikan inspirasi kepada kita. Harus mampu membuat kita ingin memanfaatkan hari-hari dengan semaksimal mungkin dan berusaha meraihnya dnegan penuh semangat. Tetapi membaca daftar cita-cita setiap hari bisa membuat kita ketakutan (kata di buku loh). Bagaimana tidak, kalau anda terus diingatkan akan hal-hal yang ingin kita capai padahal jalan yang harus ditempuh masih panjang? HAsilnya, kita mungkin akan putus asa dan berkecil hati. Membuat daftar...

The stay-at hum-mom

Tadi siang saya melihat acara di salah satu stasiun swasta yang membahas tentang bayi. Segala tumbuh kembang bayi dan anak. Mulai dari pijat bayi untuk melatih motorik anak, makanan bayi sehat, training baby languange,sampai cara pemberian ASI yang benar. Acara yang dipandu oleh wanita muda itu mewawancarai  sekumpulan ibu-ibu muda cantik yang datang ke tempat training baby languange tersebut. RAsanya sangat senang melihat raut wajah para ibu tersebut. Mereka semua adalah seorang ibu yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk keluarga, dimana menjadi full time mom adalah pilihannya. Tidak mudah untuk mengambil keputusan tersebut. Di jaman yang serba modern seperti ini dimana berkarier bukan menjadi keharusan karena untuk menambah penghasilan rumah tangga, tapi berkarier sebagai bentuk pencapaian kesuksesan dan aktualisasi diri bagi sebagian orang. Kulihat ibu-ibu muda tersebut cerdas dan benar-benar tulus mengurus bayinya. Di lain waktu saya pernah melihat acara serupa tentang ...

a young teenage

Adikku laki-laki yang pertama sekarang sudah menginjak usia 14 tahun. Perubahan-perubahan sudah mulai nampak pada dirinya, baik fisik maupun secara emosional. Aku pun mulai menyadari bahwa aku tidak bisa meperlakukan adikku sama seperti ia masih SD. Dunianya mulai meluas. Ia tidak hanya terikat dengan suatu lingkungan utama yaitu keluarga tapi juga sudah mulai melepaskan diri dan intens berhubungan dengan teman sebaya dibanding keluarga. Jujur, pada awalnya aku khawatir. Aku takut ia mendapat teman yang tidak benar. Untuk itu setiap akhir pekan saat ia di rumah aku selalu bertanya tentang kehidupan di asramanya. Siapa saja teman-temannya, kegiatan apa saja yang suka mereka lakukan dsb. Tapi mungkin cara bertanyaku salah. Aku bukan bertanya "ingin mengetahui dan tertarik dengan kehidupannya", namun seolah-olah aku bertanya dengan nada interogasi, dan tentu s aja itu yang membuatnya enggan bercerita padaku.. kuamati tingkah lakunya belakangan ini. Ia mulai menyenangi musik, apa...