Langsung ke konten utama

Setelah Lulus kuliah lalu Apa??


Hari ini adalah tepat satu tahun kelulusanku. Kulihat beberapa teman seangkatan juga mengenang 1 tahun setelah kelulusan dengan  memasang status di  FB,,Twitter, dan juga memasang kembali foto wisuda untuk dijadikan sebagai profic picture (termasuk aku,,he..he..)

Hmmm setelah perayaan kelulusan dan wisuda pun, timbul pertanyaan lalu setelah ini apa? Kemana langkah selanjutnya? Ada beberapa orang yang dengan pasti sudah menentukan tujuannya ingin melanjutkan S2, ada pula yang sudah keukeuh ingin bekerja, ada juga yang ingin mencari beasiswa, ada yang ingin menikmati nuansa kehidupan sejanak dengan travelling, dan lain-lain. Apapun keputusan mereka tidak ada yang salah dengan itu. Setiap orang berhak menentukan jalan pilihannya sendiri.
Upacara kelulusan tentunya menjadi salah satu moment yang menyenangkan tapi tidak sedikit dari kita pasti bertanya-tanya langkah apa yang akan diambil setelh perayaan ini.

Sesi job seeker bagi yang ingin melanjtkan dengan bekerja pun dimulai. Menghadiri job fair di kampus-kampus, membawa setumpuk CV dan FC ijazah, ikut tes tertulis, interview, FGD,  cek kesehatan, dan serangkaian bentuk rekrutmen lainnya.
Sekali dua kali mengikuti tes masih semangat, apalagi saat itu tidak sendiri, bersama teman seangkatan mulai mencari pekerjaan. Teman sekaligus saingan c sebenarnya,, tapi kalau kita menjalankannya dengan sikap positif dan persaingan sehat, insyaallah semua akan lancar,, toh kalu sudah rejeki juga tidak akan kemana. Yang perlu dilewati saat itu adalah proses dan perjuangan kembali ^^

Seperti yang dikatakan oleh Imam Syafi’I dalam Novel Negeri 5 Menara
Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.
Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir jernih, jika tidak, kan keruh menggenang
Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran
Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa
Jika di dalam hutan.
Imam Syafi’I 


Jadi apapun yang menjadi impian dan cita-cita kita, jangan takut untuk melangkah dan mencoba. Semoga kita selalu menjadi pribadi yang bermanfaat dan tidak pernah takut mencoba dan meraih apa yang kita inginkan :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

cita-citaku

href="file:///C:%5CUsers%5Cjust2dat%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml" rel="File-List"> Seperti kebanyakn orang, kita mungkin punya cita-cita setelah lulus dari perguruan tinggi. Sebenarnya para orang tua dan guru seringkali mencekoki dengan mengatakan bahwa jika kita tidak mempunyai cita-cita, maka kita tidak akan mencapai apa yang kita inginkan. Memang cita-cita merupakan pendorong yang terbesar. Cita-cita harus memberikan inspirasi kepada kita. Harus mampu membuat kita ingin memanfaatkan hari-hari dengan semaksimal mungkin dan berusaha meraihnya dnegan penuh semangat. Tetapi membaca daftar cita-cita setiap hari bisa membuat kita ketakutan (kata di buku loh). Bagaimana tidak, kalau anda terus diingatkan akan hal-hal yang ingin kita capai padahal jalan yang harus ditempuh masih panjang? HAsilnya, kita mungkin akan putus asa dan berkecil hati. Membuat daftar...

The stay-at hum-mom

Tadi siang saya melihat acara di salah satu stasiun swasta yang membahas tentang bayi. Segala tumbuh kembang bayi dan anak. Mulai dari pijat bayi untuk melatih motorik anak, makanan bayi sehat, training baby languange,sampai cara pemberian ASI yang benar. Acara yang dipandu oleh wanita muda itu mewawancarai  sekumpulan ibu-ibu muda cantik yang datang ke tempat training baby languange tersebut. RAsanya sangat senang melihat raut wajah para ibu tersebut. Mereka semua adalah seorang ibu yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk keluarga, dimana menjadi full time mom adalah pilihannya. Tidak mudah untuk mengambil keputusan tersebut. Di jaman yang serba modern seperti ini dimana berkarier bukan menjadi keharusan karena untuk menambah penghasilan rumah tangga, tapi berkarier sebagai bentuk pencapaian kesuksesan dan aktualisasi diri bagi sebagian orang. Kulihat ibu-ibu muda tersebut cerdas dan benar-benar tulus mengurus bayinya. Di lain waktu saya pernah melihat acara serupa tentang ...

a young teenage

Adikku laki-laki yang pertama sekarang sudah menginjak usia 14 tahun. Perubahan-perubahan sudah mulai nampak pada dirinya, baik fisik maupun secara emosional. Aku pun mulai menyadari bahwa aku tidak bisa meperlakukan adikku sama seperti ia masih SD. Dunianya mulai meluas. Ia tidak hanya terikat dengan suatu lingkungan utama yaitu keluarga tapi juga sudah mulai melepaskan diri dan intens berhubungan dengan teman sebaya dibanding keluarga. Jujur, pada awalnya aku khawatir. Aku takut ia mendapat teman yang tidak benar. Untuk itu setiap akhir pekan saat ia di rumah aku selalu bertanya tentang kehidupan di asramanya. Siapa saja teman-temannya, kegiatan apa saja yang suka mereka lakukan dsb. Tapi mungkin cara bertanyaku salah. Aku bukan bertanya "ingin mengetahui dan tertarik dengan kehidupannya", namun seolah-olah aku bertanya dengan nada interogasi, dan tentu s aja itu yang membuatnya enggan bercerita padaku.. kuamati tingkah lakunya belakangan ini. Ia mulai menyenangi musik, apa...